Teluk Kiluan di awal 2012
Entah sudah berapa kali kami ke Kiluan. Beda musim dan beda teman perjalanan. Saat angin teduh dan kencang. Saat Ombak tenang dan besar. Tapi tak pernah bosan mengunjunginya. Terkadang mengendarai motor, sering kali membawa tamu dengan mobil yang nyaman berAC. Selalu ada saja yang baru ditemui disana.
Banyak mengalami beberapa kejadian lucu dan bahkan mengerikan saat berada di tengah laut dengan ombak yang entah berapa meter tingginya, mungkin 2 meter lebih dikit Dua orang teman pernah mengalami jukungnya didayung dari tengah laut berombak besar dan tinggi untuk kembali pulau Kelapa teluk Kiluan karena as baling-balingnya patah. Seorang memegang plastik besar yang berfungsi sebagai layar dan yang satu berkali-kali membuang air laut yang masuk ke jukung menggunakan gayung kecil. Sang nahkoda dengan tenang dan bersiul-siul mendayung jukung perlahan hingga akhirnya sampai kembali di pulau Kelapa 2 jam kemudian. Pengalaman tak terlupakan bagi mereka berdua
Sejak mengalami ombak besar, saya mengetahui alasan semua jukung di teluk Kiluan, teluk Kelumbayan dan teluk Paku ujung depannya meruncing ke atas. Jukung-jukung tersebut memang sudah didesain untuk mengarungi laut berombak besar. Awal-awalnya memang takut, tapi seiring waktu berjalan saya semakin pede dan berani pergi ke tengah laut dengan jukung. Apalagi sudah jauh-jauh dari Bandar Lampung ke Kiluan hendak melihat lumba-lumba, selagi angin tidak kencang dan ombak masih bisa diatasi kita berangkat ke tengah.
Berbekal sedikit makanan ringan dan minuman botol serta mengenakan jaket pelampung. Biasanya para wisatawan (dan juga saya) selalu berdoa saat baru menaiki jukung meminta keamanan dan keselamatan selama mengarungi lautan. Ya, karena kita akan berwisata sambil mengingat-ingat akan kebesaran Tuhan di tengah laut
Kalau beruntung tak sampai 1 jam dari berangkat kita sudah bisa berjumpa lumba-lumba dengan latar belakang erupsi gunung Anak Krakatau. Adakalanya harus memutar haluan mencari spot yang banyak ikan tongkol, karena lumba-lumba besar memang mencari ikan tongkol kecil ini. Kali terakhir ke Kiluan (5/1/2012) kami bertemu lumba-lumba di antara jukung nelayan yang menangkap ikan tongkol. Beberapa kali terlihat nelayan justru mengusir lumba-lumba, karena mengambil tongkol yang sudah terkait kail pancing.
Tak sempat memotret saat lumba-lumba muncul beramai-ramai di permukaan sudah lumayan dapat beberapa jepretan. Membawa DSLR di teluk Kiluan memang agak riskan dengan menaiki jukung yang lebarnya hanya pas untuk duduk. Lens hood terjatuh ke laut tapi yang penting bisa bertemu lumba-lumba
Foto-foto di Teluk Kiluan di awal 2012.